Rabu, 02 Juli 2008

MENDONGKRAK KEKUTAN JIWA


Bagaimana mendongkrak kekuatan jiwa kita ? Bagaimana meningkatkan kualitas jiwa kita ?

Dr. Susy Setiawati P, M.Pd
Widyaiswara Madya

Iklim kehidupan modern yang sangat dinamis, seringkali memaksa banyak manusia mencari terbosan-terobosan baru dan jalan alternatif agar berhasil memenangkan persaingan. Sayangnya banyak orang yang kurang sabar, kemudian mengambil jalan pintas yang salah atau menghalalkan segala cara demi meraih tujuan keberhasilannya. Mengapa demikian ? Inilah indikasi karena banyaknya manusia yang tidak kokoh jiwanya.
Dalam realitas kehidupan sehari-hari, mudah sekali kita menemukan orang yang mengaku beragama, pergi ke tempat-tempat ibadah, tetapi ketika dalam pekerjaan melakukan penyelewengan, korupsi, penipuan dan tindak pidana lainnya yang tidak sesusai dengan akhlaq umat beragama. Mengapa demikian ? Inilah indikasi bahwa banyak manusia yang meskipun mungkin beragama tetapi lemah jiwanya. Tidak berkualitas jiwanya.
Mudah kita menemukan orang yang terlihat meraih sukses profesional dalam karier dan bisnis, tetapi kesuksesannya tidak memberikan makna bagi hidupnya. Meskipun berhasil meraih kekayaan yang berlimpah, namun kekayaannya tidak memberikan arti bagi kualitas kebahagiaan hidupnya. Bahkan banyak yang berakhir dengan kesia-siaan dan kegagalan hidup. Mengapa demikian ? Inilah akibat dari manusia yang lemah jiwanya.

Bagaimana mendongkrak kekuatan jiwa kita ? Bagaimana meningkatkan kualitas jiwa kita ?
1. Memahami Hakekat Hidup
Melakukan "inner journey" ke dalam diri kita sendiri dapat mengantarkan manusia menemukan hakekat hidupnya. Mereka yang mengenali dirinya akan dapat menemukan siapa Tuhannya yang sebenarnya. Pada akhirnya akan dapat memahami posisi dirinya dan mengerti tujuan tertinggi hidupnya. Memahami hakekat hidup ini dapat mengantarkan manusia memiliki kekuatan jiwa. Karena manusia dapat memahami siapa dirinya dan siapa Tuihannya yang sebenarnya.2. Mencari ilmu lebih besar
Mencari ilmu lebih besar dari mencari harta. Karena orang yang berilmu tinggi tidak akan mudah tergoda oleh berbagai hal yang dapat melemahkan jiwanya. Sayangnya kecenderungan yang terjadi banyak manusia yang lebih besar mencari harta dari pada mencari ilmu. Akibatnya mudah tergoda melalui cara yang salah, mendewakan harta dan menghalalkan segala cara demi meraih tujuan kekayaan harta. Mudah terjebak dalam godaan kehidupan dunia dengan mengabaikan nilai-nilai spiritualitas kebenaran. Sedangkan orang yang berilmu akan kuat jiwanya, karena dirinya mengetahui pintu-pintu syaithan dan lebih mampu menjaga ibadahnya, menjaga kekayaannya, menjaga kekuasaannya, menjaga kehidupannya dari riya dengan ilmu (ma'rifat)-nya yang dalam.3. Mengendalikan Ego Dan Nafsu
Seorang ulama Ibnu Qoyyim Az-Zaujiyah berkata : "Syahwat itu seperti kuda liar. Untuk menjinakkannya dan menaikinya perlu waktu lama dan pengorbanan yang tidak sedikit Karena itu jadilah orang yang mengendalikan kuda."
Inilah perang terbesar sesungguhnya dalam kehidupan manusia. Banyak manusia yang kalah dan akhirnya menjadi orang yang berjiwa lemah. Terjerumus dalam kekangan hawa nafsunya. Mereka memperturutkan hawa nafsunya dengan menghalalkan segala cara.
Ego dan nafsu seringkali membawa seseorang pada perasaan serba kurang, serba tidak cukup, merasa tidak pernah puas dengan apa yang diraih, sehingga menjadi manusia yang tidak mudah bersyukur. Hidup seperti ini menjadikan jiwanya lemah dan serba tidak damai dalam hatinya. Namun sebaliknya mereka yang memiliki kemampuan mengendalikan ego dan nafsu pribadinya akan menjadi manusia yang mudah bersyukur dan menjadikan dirinya selalu merasa hidupnya berkecukupan dan damai.
4. Keseimbangan Hidup
Orang bijak mengatakan, "Barangsiapa yang mengejar dunia semata, maka dunia akan semakin menjauh dan semakin tak terkejar. Tetapi, barangsiapa yang mengejar akhirat dengan keikhlasan hatinya, maka yakinlah bahwa dunia akan mengejarnya." Maknanya adalah bagaimana kita dapat menyeimbangkan kehidupan ini dengan tetap realistis dalam kehidupan modern ini tanpa mengabaikan tujuan tertinggi kehidupan akhirat nanti.
Berusaha memperjuangkan keberhasilan professional dalam karier dan Bisnis, dengan tidak mengabaikan nilai-nilai kekayaan hati nurani. Meraih simbul-simbul kesuksesan duniawi melalui cara-cara yang dibenarkan oleh syariat yang ditetapkan Tuhan. Dapat menggunakan simbul-simbul kesuksesan duniawi yang diperolehnya untuk memberikan manfaat bagi kesuksesan kehidupan akhiratnya. Inilah yang saya maksukan dengan memandang kehidupan dengan seimbang. Tetap realistis dalam kehidupan modern dengan tetap memiliki idealisme pada nilai-nilai spiritualitas.
SEMOGA BERMANFAAT.

5 komentar:

Dr. Susy Setiawati M.Pd. mengatakan...

bapak ibu,teman2 mari kita ramaikan blogspot kita agar menjadi hidup dan semarak.......dan tolong diberi masukan agar tulisan saya bisa lebih baik, saya sangat mengharapkan , terimakasih. susy

Sultan mengatakan...

yuk jadi yang profesional, yang selalu mengembangkan diri

TANDA SETIYA mengatakan...

Suwun bu Susi, saya Mbah Condro (Semoga Ibu Eling).
Tertarik pada tulisan Mendongkrak Kekuatan Jiwa. Apabila jiwa ini kuat maka akan banyak hal yang bisa membentengi kekuatan/kekokohan diri. Namun patut disadari bahwa dalam jiwa itu sendiri pada esensinya adalah kekuatan itu sendiri. Jiwa yang ada bagai filter/saringan/sensor yang sangat tajam terhadap b erbagai hal menjawab rangsangan kejadian. Jika ada stimulus dari luar yang menawarkan 'ayoo maling' maka hati sekeruh apapun akan merespon dengan sinyal 'ojo maling, itu tidak baik'. Sebaliknya apabila ada rangsangan 'Ayo sedekah, dibulan Ramadhan karena pahalanya akan dilipat gandakan' maka akan di respon positif oleh hati ' O iyaa ya, kalo begitu ayo ngasih makan orang yang sedang berbuka'. Nah, ini esensi hati yang terkorelasi dengan makna kata bijak bahwa hati adalah Raja, bila hati baik maka baik semuanya dan sebaliknya. Namun perlu disikapi dengan fair, baha kadar sensitifitas hati bisa mengalami keterburukan kala tidak dilatih, dibersihkan dan dibiarkan terkengkelai dan terbiasa dengan jiwa yang kotor, su'udzon dan setipenya. Namun bila hati/jiwa ini selalu dipelihara dengan selalu inget pada Gusti Alloh, dengan ritual kebajikan, tadabur atas ayat -ayat Alloh baik yang tertulis maupun yang tercipta maka hati akan bening dan dapat menyinari, maka akan terdongkraklah kekuatan jiwa pada level yang tinggi, dan terus tinggi, hingga dapat menerangi dan menberi manfaat kepada orang lain. Sehingga muncul insan pilihan yang mampu menyejukkan orang yang sedang kering jiwa dan masalah hidupnya, bisa melihat dan memberikan advice tentang jalan hidup yang lebih baik, dan ekstrimnya mampu 'Mencondro dengan kejernihan Jiwa' . Matur Suwun Bu. Selamat Ramadhan

Dr. Susy Setiawati M.Pd. mengatakan...

terimakasih mbah condro ?..( Depkeu ???)....... saya sangat eling panjenengan ingkang smart lho..... salam sucses gih....

Dr. Susy Setiawati M.Pd. mengatakan...

apa kabar teman2 semua....